Berbicara dengan seseorang yang belum pernah dijumpai adalah hal yang mudah bagi sebagian orang, namun sulit untuk sebagian lainnya. Rahasianya adalah jangan terlalu lama menunggu sebelum mendekati, karena jika Anda melakukan hal tersebut, orang lain mungkin akan berbicara lebih dahulu dengan orang tersebut. Jadi, tarik napas dalam-dalam, pikirkan pembuka pembicaraan yang baik, dan lakukanlah! Tidak sesulit itu!
Pikirkan
pembuka pembicaraan. Jika Anda
akan mulai berencana untuk berbicara dengan seseorang, Anda memerlukan pembuka
pembicaraan. Pembuka pembicaraan akan membuat orang tersebut yakin kalau Anda
mengikuti isyarat-isyarat sosial, Anda adalah orang yang bersahabat dan
tertarik dengannya secara tulus.
- Jangan selalu berpikir berlebihan. Kalimat sederhana seperti “Halo, apa kabar?” atau “Ini hari yang menyenangkan, apakah kursi ini ada yang menempati?” sangat bagus digunakan. Sederhana adalah hal yang terbaik.
- Berikan komentar tentang sesuatu yang terjadi di sekitar Anda berdua. Mungkin Anda berdua sedang berada di mal dan ia sedang berbelanja sepatu. Anda bisa berkata kepadanya: “Sepatunya bagus. Cocok kalau kamu memakainya.”
- Tanyakan sesuatu yang terjadi di sekitar Anda.
- Tanyakan petunjuk jalan ke perpustakaan (dan berpura-pura akan ke sana); tanyakan tentang waktu (dan berpura-pura kalau Anda sedang sibuk); atau tanyakan apakah ia tahu tempat-tempat untuk makan siang/makan malam di sekitar situ.
Coba buat
pembicaraan ringan. Pembicaraan
ringan dianggap tidak bagus, namun sebenarnya tidak begitu. Pembicaraan ringan
memberi banyak informasi tentang orang tersebut dan diharapkan bisa menimbulkan
percakapan yang lebih berarti. Namun, ini adalah langkah yang panjang.
- Tanyakan pada orang tersebut apa pekerjaannya dan katakan padanya tentang pekerjaan Anda. Membicarakan pekerjaan Anda bukanlah percakapan yang paling menarik (kecuali Anda adalah seorang penerjun profesional atau petualang bawah laut), namun mengetahui pekerjaan orang lain bisa menjadi sesuatu yang menarik.
- Tanyakan pada orang tersebut di mana ia dibesarkan. Pertanyaan seperti ”Apakah kamu dibesarkan di sini?” adalah pertanyaan dalam pembicaraan ringan yang baik untuk ditanyakan. “Pertanyaan seperti “Seperti apa kota tempat kamu dibesarkan? Adalah pertanyaan lanjutan yang bagus jika ia tidak dibesarkan di tempat tersebut.
- Tanyakan hobinya. Cara yang baik untuk menyusun pertanyaan ini adalah: “Jadi, apa yang kamu lakukan saat senggang?” Diharapkan ia memiliki hobi yang menyenangkan dan cerita-cerita lucu untuk diceritakan.
- Jangan membicarakan cuaca, apa pun yang Anda lakukan. Tak seorang pun yang benar-benar peduli dengan cuaca, dan ini adalah tanda kalau Anda sedang mencoba membuat pembicaraan ringan tanpa terlibat secara pribadi. Daripada membicarakan hujan atau matahari, coba bicarakan orang yang sedang Anda ajak bicara.
Bersikaplah
lucu jika bisa. Banyak
orang berpikir kalau mereka lucu atau humoris padahal sebenarnya tidak. Jika
teman-teman Anda biasanya tertawa dengan simpati pada Anda, atau orang asing
tertawa untuk menghargai Anda, maka jika Anda mencoba bersikap lucu, jangan
berusaha keras. Jika Anda memang benar-benar seorang yang lucu, jangan takut
untuk mengeluarkan lelucon.
- Jangan berlebihan. Orang ini tidak tahu selera humor Anda, dan mungkin masih mencoba meraba-raba apakah ia menyukai Anda atau tidak. Menceritakan humor-humor kasar akan menyebabkan kesempatan Anda untuk membuatnya terkesan bisa lenyap.
Perhatikan
bahasa tubuh Anda. Bahasa
tubuh mengatakan banyak hal tentang kita. Bahasa tubuh bisa terlihat ketika
kita bosan, cemas, senang, bahagia, atau sedih. Pastikan Anda mengirimkan aura
yang baik dengan bahasa tubuh pada teman baru Anda.
- Peliharalah kontak mata. Lihat mata orang lain, setidaknya sekali-sekali, ketika Anda berbicara. Jangan memandang kaki Anda atau melihat kejauhan.
- Tersenyumlah selalu. Anda tidak perlu terus-menerus tersenyum, namun usahakan untuk tersenyum dengan tulus, bahkan jika senyum tersebut tidak menggambarkan perasaan Anda.
- Kendalikan tangan Anda. Jangan resah sambil memainkan tangan. Lebih penting lagi, jauhkan tangan Anda dari orang tersebut. Ingat: Ia belum mengenal Anda, dan Anda tidak ingin terlihat terlalu bersahabat.
- Bicaralah dengan pelan dan tertawalah saat mendengar leluconnya (bahkan jika tidak lucu). Tenangkan diri dengan berbicara pelan. Tampaknya terdengar aneh, namun sebenarnya biasa. Bersikaplah baik dan tertawalah saat mendengar lelucon konyolnya, bahkan jika tidak lucu.
Jangan lupa
untuk berbagi informasi tentang diri Anda. Anda tidak perlu selalu menunggu orang lain bertanya
pada Anda untuk membicarakan diri Anda.
- Hubungkan pengalaman yang mereka ceritakan dengan pengalaman yang Anda miliki.
- Jika orang lain membicarakan tentang bermain ski di akhir pekan, Anda bisa berkata: “Wah, saya cemburu. Saya mencoba pergi Desember lalu, tapi kami tidak bisa melihat apa-apa setelah terjadi badai salju yang parah. Bagaimana saljunya?”
- Berikan informasi yang sesuai dengan alur percakapan. Semakin lama, Anda bisa bisa terhindar dari hal-hal yang tidak berhubungan karena sudah semakin jauh melakukan percakapan:
- Jika orang tersebut sedang membicarakan mertuanya yang menyebalkan, Anda bisa berkata seperti: “Saya tahu, untuk mengenali mertua adalah hal yang cukup sulit. Sebenarnya ada cerita lucu, tentang malam pernikahan saya, ketika ayah saya mengira seorang pelayan bar adalah ayah mertua saya...”
Ceritakan berbagai cerita.
Cerita memberikan kesempatan pada orang lain untuk jeda dari pembicaraan sambil
mendorongnya untuk terbuka. Menceritakan cerita yang mendorong pembicaraan yang
lebih jauh adalah menjaga keseimbangan yang sempurna antara kegembiraan dan
kerendahan hati. Ceritakan cerita yang menyenangkan, namun jangan sampai
terkesan sombong.
Carilah
suatu kesamaan. Ada sesuatu
yang mengikat jika pernah mengalami hal yang sama atau mengalami sesuatu yang
spesial bersama-sama. Kita ingin orang lain memahami kita, dan menemukan
kesamaan adalah cara bagi orang lain untuk memahami kita.
- Kesamaan yang bisa diterima secara sosial untuk dibicarakan adalah: sekolah (jenjang apa pun), tanah kelahiran, panutan, kesukaan pribadi (makanan favorit, tujuan wisata, film, tim olahraga, dan lain sebagainya), latar belakang, tujuan, dan banyak lagi. Karena alasan apa pun, jika Anda merasa orang tersebut kelihatan tertekan karena pengalaman yang sama, jangan bicarakan lagi hal tersebut.
- Jauhi pembicaraan tentang agama dan politik. Meskipun agama dan politik adalah topik yang bisa diterima untuk dibicarakan, namun keduanya dianggap sebagai masalah “kontroversial” dan seringkali menimbulkan tanggapan emosional yang kuat. Tunggulah hingga pertemuan ketiga atau keempat untuk membicarakan masalah agama dan politik.
Bersikap
tulus. Tak masalah
jika sedikit bergurau, namun ketulusan harus menjadi sesuatu yang Anda
tunjukkan pada orang tersebut selama percakapan. Bersikap tulus menunjukkan
kalau Anda sedang menunjukkan diri Anda sebenarnya. Ini merupakan simbol
perdamaian, sebuah pemberian kepercayaan.
- Jika Anda banyak bergurau, lanjutkan lelucon Anda dengan frasa seperti “ Tidak, sejujurnya..,” atau “Saya cuma bercanda, kalau kamu mau tahu yang sebenarnya...” Frasa-frasa ini menunjukkan kemampuan untuk beralih dari bersikap lucu menjadi jujur secara halus.
- Tak masalah untuk bersikap lemah, jika Anda tidak merasa lemah dengan hal itu. Apa artinya? Ini berarti tak masalah jika Anda berbagai sesuatu yang tidak biasa Anda bagi dengan orang lain (diagnosis kanker, ketakutan dengan tempat terbuka, dan lain sebagainya) jika Anda tidak bersikap takut, terganggu, atau emosional dengan hal tersebut. Nyatanya, orang suka jika Anda bersikap lemah dengan cara yang tenang. Hal ini menunjukkan pada mereka betapa “nyata” Anda sesungguhnya.
Ketahui
kapan harus mengakhiri percakapan. Percakapan seperti halnya tanggal: Ada permulaan,
pertengahan, dan akhir, dan percakapan tersebut tidak berlangsung selamanya.
Ketahui kapan waktunya untuk mengakhiri percakapan dan beralih ke hal
selanjutnya. Mengakhiri percakapan adalah hal yang alami untuk dilakukan; ini
bukan berarti Anda gagal.
- Jika Anda melakukan pembicaraan selama 15-30 menit dengan seseorang yang belum pernah dijumpai sebelumnya, Anda sudah melakukan tugas yang baik. Anda mungkin mulai kehabisan bahan pembicaraan untuk berkata atau bertanya, yang mana hal tersebut normal. Akhiri percakapan dengan berkata “Senang bertemu denganmu. Mungkin kita bisa ngobrol lagi lain waktu?” dan bertukar nomor ponsel jika orang tersebut terlihat senang.
- Jika Anda melakukan pembicaraan selama lebih dari 30 menit, Anda benar-benar bisa bergaul dengan orang ini. Anda mungkin berbagi banyak kesamaan dan bisa cocok. Namun, hal ini bukan berarti Anda harus berbicara semalaman atau memonopoli seluruh waktunya. Jika percakapan mengalir apa adanya, lanjutkan. Jika percakapan mulai mereda, carilah cara untuk berpamitan dengan halus. Karena sudah bisa bergaul dengannya, Anda akan selalu memiliki kesempatan untuk berbicara lagi.
- Persahabatan membutuhkan waktu. Anda mungkin tidak akan menghentikan percakapan pertama dan mengira sudah mendapatkan teman atau menciptakan musuh. Hal-hal seperti ini membutuhkan waktu. Berkumpullah bersama orang-orang yang mana Anda bisa berbicara baik dengan mereka. Hal ini mungkin memakan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun sebelum persahabatan Anda erat.
Sumber Informasi dari WikiHow Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar