Rabu, 07 September 2016

Sepenggal Sejarah Kemerdekaan RI dari Tanah Raflesia



Bengkulen atau lajimnya disebut sebagai Bengkulu adalah merupakan daerah dibelahan Nusantara dalam ruang lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dahulunya merupakan daerah terpencil dari daerah kekuasaan Kolonialisme Inggris yang ditukar guling oleh Belanda dengan pulau kecil Singapura dihamparan Selat Melaka.

Dibumi Bengkulu inilah Belanda pernah mengasingkan Ir.H.Soekarno Presiden Negara Republik Indonesia pertama pada tahun 1938 sampai dengan 1942. Pengasingan terhadap Soekarno dilakukan oleh Kolonial Belanda, adalah untuk bertujuan mematahkan dan sekaligus memutus mata rantai dan mematikan perjuangannya dalam mendirikan NKRI.

Namun hasrat dan keinginan Kolonial Belanda untuk mematikan perjuangan Soekarno Memerdekakan NKRI, hanyalah sebuah harapan yang hampa. Selama dalam pengasingannya, ternyata tidak menyurutkan semangatkan untuk memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dari bumi Raflesia ini pula semangat perjuangan Soekarno untuk memerdekakan Indonesia, semakin membahana keseantero Nusantara. Dan semangat itu tidak dapat dibendung oleh siapapun, maka pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno dan Muhammad Hatta Memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia.



Dan dibumi Raflesia ini pulalahlah Soekarno bertemu dengan seorang wanita yang lemah lembut bernama Fatmawati. Gadis negeri Raflesia ini banyak mengilhami, semangat perjuangan Soekarno dalam merintis Kemerdekaan Indonesia. Dan dari tangan lembut yang lentik itu pulalah Sangsaka Merah Putih tercipta.

Dengan mesin jahit, yang jauh dari moderenisasi, putri anak negeri Bengkulu yang bernama Fatmawati menyatukan potongan kain berwarna merah dan putih, dan kini menjadi bendera Republik Indonesia.

Kisah pahit getirnya perjuangan dan kehidupan yang dijalani oleh Soekarno dalam pengasingannya di bumi Raflesia, kini meninggalkan seberkas kenangan, dan kenangan itu terukir indah didalam sebuah rumah panggung, yang terletak di jalan Soekarno – Hatta Kelurahan Anggut Atas kota Bengkulu Provinsi Bengkulu.
Sabtu 20 Agustus 2016, penulis berkesempatan menyambangi rumah tempat pengasingan Soekarno.Rumah yang tampak masih asri itu, menurut seorang penjaganya setiap hari dikunjungi lebih dari seratus orang, yang datang untuk melihat sepenggal sejarah tentang Republik ini.

Rumah tempat pengasingan Soekarno ini tampak terawat dengan rapi, jika dibandingkan dengan rumah tempat kediaman Fatmawati Isteri Soekarno. Didalam rumah pengasingan Soekarno ini terdapat beberapa benda sejarah, yang pernah dipergunakan oleh Soekarno selama dalam pengasingannya.

Disalah satu ruangan dibagian depan dalam rumah itu masih terlihat sebuah meja tulis dengan sebuah banku serta sebuah lemari buku yang berisi dengan buku buku milik Soekarno selama dalam pengasingan. Menurut sang penjaga, ruangan itu dijadikan oleh Soekarno sebagai ruangan untuk tempat sang proklamator itu untuk membaca buku dalam menghabiskan hari harinya dipengasingan.

Kemudian diruangan tengah terdapat sepasang kursi yang terbuat dari rajutan rotan, dimana soekarno menerima tamu tamunya yang datang berkunjung ketempat pengasingannya. Buya Hamka seorang sastrawan dan ulama besar Indonesia pernah duduk dikursi itu bersama Soekarno ketika ia mengunjungi Soekarno dirumah tempat pengasingannya. Keterangan itu bisa terbaca dari photo hitam putih dengan ukuran besar yang membuktikan adanya pertemuan itu. Photo itu terpajang didinding ruangan tengah rumah pengasingan Soekarno.

Diruangan belakang terdapat dua kamar, lengkap dengan peralatan tempat tidur. Yang satu adalah tempat kamar Soekarno, sedangkan didepannya adalah kamar Isterinya Inggit Garnasih.

Sedangkan diruangan paling belakang terdapat sepasang meja dengan kursinya, yang terbuat dari kayu. Ruangan ini menurut sang penjaga, sering digunakan oleh Soekarno sebagai ruangan tempat rapat rapat kecil antara Soekarno dengan para tokoh tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang datang membezuknya.

Jika ingin mengetahui sepenggal kisah sejarah yang dirajut oleh para pendiri Negeri ini, bisa terbaca dirumah panggung ditanah Raflesia tempat pengasingan sang proklamator. Diruagan rumah ini benda benda sejarah yang tertata rapi didalamnya akan bercerita banyak tentang kisah pahit getirnya perjalanan hidup dan perjuangan seorang Soekarno dalam memerdekakan Indonesia.

Kini rumah panggung yang terletak di jalan Soekarno – Hatta kota Benkulu, telah dijadikan sebagai situs sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dengan nama Kawasan Persada Bung Karno.

Sumber Link : http://bit.ly/2bSbOTZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar